Rabu, 12 Juni 2013

Abu Nawas : Curang Dibalas Curang


Pada suatu sore, ketika Abu Nawas sedang mengajar
murid-muridnya, ada dua orang tamu datang ke rumahnya. Yang seorang adalah wanita tua
penjual kahwa, sedang satunya lagi adalah seorang pemuda berkebangsaan Mesir.
Wanita tua itu berkata beberapa patah kata kemudian diteruskan dengan si pemuda Mesir.
Setelah mendengar pengaduan mereka, Abu Nawas menyuruh murid-muridnya menutup kitab
mereka. "Sekarang pulanglah kalian. Ajak teman-teman kalian datang kepadaku pada malam
hari ini sambil membawa cangkul, penggali, kapak dan martil serta batu."
Murid-murid Abu Nawas merasa heran, namun mereka begitu patuh kepada Abu Nawas. Dan
mereka merasa yakin gurunya selalu berada membuat kejutan dan berada di pihak yang benar.
Pada malam harinya mereka datang ke rumah Abu Nawas dengan membawa peralatan yang
diminta oleh Abu Nawas. Berkata Abu Nawas, "Hai kalian semua! Pergilah malam hari ini untuk
merusak rumah Tuan Kadi yang baru jadi."
"Hah? Merusak rumah Tuan Kadi?" gumam semua muridnya keheranan. "Apa? Kalian jangan
ragu. Laksanakan saja perintah gurumu ini!" kata Abu Nawas menghapus keraguan murid-
muridnya.
"Barang siapa yang mencegahmu, jangan kau perdulikan, terus pecahkan saja rumah Tuan Kadi
yang baru. Siapa yang bertanya, katakan saja aku yang menyuruh merusak. Barang siapa yang
hendak melempar kalian, maka pukullah mereka dan lemparilah dengan batu."
Habis berkata demikian, murid-murid Abu Nawas bergerak ke arah Tuan Kadi. Laksana
demonstran mereka berteriak-teriak menghancurkan rumah Tuan Kadi. Orang-orang kampung
merasa heran melihat kelakukan mereka.
Lebih-lebih ketika tanpa basa-basi lagi mereka langsung merusak rumah Tua Kadi. Orang-orang
kampung itu berusaha mencegah perbuatan mereka, namun karena jumlah murid-murid Abu
Nawas terlalu banyak maka orang-orang kampung tak berani mencegah. Melihat banyak orang
merusak rumahnya, Tuan Kadi segera keluar dan bertanya,
"Siapa yang menyuruh kalian merusak rumahku?" Murid-murid itu menjawab, "Guru kami Tuan
Abu Nawas yang menyuruh kami!"
Habis menjawab begitu mereka bukannya berhenti malah terus menghancurkan rumah Tuan
Kadi hingga rumah itu roboh dan rata dengan tanah. Tuan Kadi hanya bisa marah-marah
karena tidak orang yang berani membelanya, "Dasar Abu Nawas provokator, orang gila! Besok
pagi aku akan melaporkannya kepada Baginda."
Benar, esok harinya Tuan Kadi mengadukan kejadian semalam sehingga Abu Nawas dipanggil
menghadap Baginda. Setelah Abu Nawas menghadap Baginda, ia ditanya.
"Hai Abu Nawas apa sebabnya kau merusak rumah Kadi itu." Abu Nawas menjawab, "Wahai
Tuanku, sebabnya ialah pada suatu malam hamba bermimpi, bahwasanya Tuan Kadi menyuruh
hamba merusak rumahnya. Sebab rumah itu tidak cocok baginya, ia menginginkan rumah yang
lebih bagus Iagi. Ya, karena mimpi itu maka hamba merusak rumah Tuan Kadi."
Baginda berkata, "Hai Abu Nawas, bolehkah hanya karena mimpi sebuah perintah dilakukan?
Hukum dari negeri mana yang kau pakai itu?"
Dengan tenang Abu Nawas menjawab, "Hamba juga memakai hukum Tuan Kadi yang baru ini
Tuanku." Mendengar perkataan Abu Nawas seketika wajah Tuan Kadi menjadi pucat. Ia terdiam
seribu bahasa. "Hai Kadi benarkah kau mempunyai hukum seperti itu?" tanya Baginda.
Tapi Tuan Kadi tiada menjawab, wajahnya nampak pucat, tubuhnya gemetaran karena takut.
"Abu Nawas! Jangan membuatku pusing! Jelaskan kenapa ada peristiwa seperti ini !" perintah
Baginda.
"Baiklah..." Abu Nawas tetap tenang. "Baginda... beberapa hari yang lalu ada seorang pemuda
Mesir datang ke negeri Baghdad ini untuk berdagang sambil membawa harta yang banyak
sekali. Pada suatu malam ia bermimpi kawin dengan anak Tuan Kadi dengan mahar (mas kawin)
sekian banyak. ini hanya mimpi Baginda. Tetapi Tuan Kadi yang mendengar kabar itu langsung
mendatangi si pemuda Mesir dan meminta mahar anaknya. Tentu saja pemuda Mesir itu tak
mau membayar mahar hanya karena mimpi. Nah, di sinilah terlihat arogansi Tuan Kadi, ia
ternyata merampas semua harta benda milik pemuda Mesir sehingga pemuda itu menjadi
seorang pengemis gelandangan dan akhimya ditolong oleh wanita tua penjual kahwa."
Baginda terkejut mendengar penuturan Abu Nawas, tapi masih belum percaya seratus persen,
maka ia memerintahkan Abu Nawas agar memanggil si pemuda Mesir. Pemuda Mesir itu
memang sengaja disuruh Abu Nawas menunggu di depan istana, jadi mudah saja bagi Abu
Nawas memanggil pemuda itu ke hadapan Baginda.
Berkata Baginda Raja, "Hai anak Mesir ceritakanlah hal-ihwal dirimu sejak engkau datang ke
negeri ini." Ternyata cerita pemuda Mesir itu sama dengan cerita Abu Nawas. Bahkan pemuda
itu juga membawa saksi yaitu Pak Tua pemilik tempat kost dia menginap.
"Kurang ajar! Ternyata aku telah mengangkat seorang Kadi yang bejad moralnya." Baginda
sangat murka. Kadi yang baru itu dipecat dan seluruh harta bendanya dirampas dan diberikan
kepada si pemuda Mesir. Setelah perkara selesai, kembalilah si pemuda Mesir itu dengan Abu
Nawas pulang ke rumahnya.
Pemuda Mesir itu hendak membalas kebaikan Abu Nawas. Berkata Abu Nawas, "Janganlah
engkau memberiku barang sesuatupun kepadaku. Aku tidak akan menerimanya sedikitpun jua."
Pemuda Mesir itu betul-betul mengagumi Abu Nawas. Ketika ia kembali ke negeri Mesir ia
menceritakan tentang kehebatan Abu Nawas itu kepada penduduk Mesir sehingga nama Abu
Nawas menjadi sangat terkenal.

Sumber: kumpulan-humor-abunawas.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar