Senin, 13 Februari 2017

Pengulangan

Pengulangan
===========
Dalam kesadaran diri, sangat jelas nampak dimata hati kita sendiri, betapa bebalnya kita ini. Seumpama keledai yang sering jatuh dilubang yang sama, bahkan lebih bebal dari keledai, karena sebebal bebalnya keledai, mereka jarang juga terperosok dilubang yang sama......
Inilah alasan yang terang mengapa ayat ayat Qur'an itu terlalu sering diulang ulang. Ayat ayat yang sama atau serupa berkali kali diturunkan....
Kita mengambil pelajaran dari pengulangan pengulangan ini, karena kenyataan hidup ini pun sama sama memiliki pengulangan pengulangan ataupun kemiripan peristiwa, kemiripan suasana..... Dan kita selalu saja "sering lupa", hanya hal hal yang menimbulkan trauma saja yang membekas dalam.... Itu sebabnya, kadang kadang kita memerlukan "hantaman keras" dalam hidup, agar ingatan kita terpatri kuat.... Lalu bisa jera dan mengambil pelajaran berharga, hikmah yang kuat dari peristiwa demi peristiwa.....
Karenanya, kesusahan berat itu mestinya sangat kita hargai, karena dimasa turunnya kesusahan berat itulah kesadaran yang dalam terbit..... Itu semacam titik balik hidup, yang akan merubah seseorang untuk selama lamanya......
Apakah setelah hantaman keras, akan menjadi lebih baik, lebih tertata dalam hidup, ataukah malah hancur berantakan...... ??
Pada akhirnya semua berpulang kediri masing masing, "alam" selalu menyediakan pelajaran berharga, namun hanya sedikit manusia yang belajar darinya...... yang beruntung adalah yang selalu eling lan waspodo, selalu ingat dan waspada, berhati hati dan bersungguh sungguh..... Hidup hanya sekali didunia, sekali hancur, bisa jadi hancur selama lamanya, sekali mulia bisa jadi mulia selama lamanya..... Harus hati hati agar tidak menyesal "selama lamanya"

Selasa, 07 Februari 2017

Misteri sebuah pesan di balik tembang Jawa Sluku Sluku Bathok

Misteri sebuah pesan di balik tembang Jawa Sluku Sluku Bathok

MusliModerat.net -Banyak berbagai penafsiran yang berbeda tentang Makna Filosofi Tembang Sluku Sluku Bathok ini. Namun kali ini makna tembang ini disarikan berdasarkan Khozinatul Asror (Sayyid Muhamad Haqqi Anazli 1261H).

Di dalam menyebarkan agama Islam, para wali songo pada waktu itu menyampaikan pesan dan wejangannya melalui berbagai macam cara, termasuk diantaranya melalui tembang tembang jawa, lagu dolanan dan lain sebagainya.

Sedangkan salah satu hasil karya peninggalan para wali pada waktu itu dan yang terkenal dan populer di masyarakat Jawa diantaranya adalah Tembang “Sluku Sluku Bathok “. Namun tentang siapa yang menciptakan tembang ini adalah masih simpang siur, ada yang mengatakan tembang ini diciptakan oleh Sunan Giri (Syaih Ahmad Ainul Yaqin) dan ada pula yang mengatakan itu adalah ciptaan sunan Kali Jaga atau bahkan yang lainya.

Tapi yang jelas bahwa lagu ini diciptakan oleh salah satu dari wali sembilan atau ulama pada zaman itu. Yaitu pada kira-kira th 1400-an. Pada tahun 1261H atau sekitar th 1800-an, Sayyid Muhammad Haqqi Annazli menulis kitab Khozinatul Asror dan di dalamnya ditemukan sebuah kata-kata yang sangat mirip bila disandingkan dengan syair tembang ini.

Sedangkan kitab tersebut banyak menjelaskan tentang ilmu Haq filqolbi, seperti misalnya tentang Dzikir dan tentang Thoriqoh.

Filosofi tembang Jawa Sluku Sluku Bathok
Dikutip dari puspotajem.com, syair tembang Sluku Sluku Bathok dan kalimat-kalimat Syair yang ada di kitab Khozinatul Asror tersebut yang ternyata mengandung makna filosofi yang tinggi, yaitu tentang cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mendapatkan ilmu Haq Filqolbi.

Dan syair/lirik bahasa arab nya beserta maknanya adalah sebagai berikut:

 SLUKU SLUKU BATHOK ..BATHOKE ELA ELO..Usluk sulukal baqo’…baqo’uhu laailaaha illalloohSIROMO MENYANG SOLO ,OLEH – OLEHE PAYUNG MOTHASirro maa yashilu ilalloh fahayyun laa yamuut..TAKJENTHIT LOLO LOBAH .. WONG MATI ORA OBAHFajadid lahul hubbah ..fabatinuhu bil makrifah..YEN OBAH MEDENI BOCAH.. YEN URIP GOLEKO DUIT..Bayyinul mahabbah bidawaamil muroqobah.. Bayyinul makrifah bil baqoo’I tafwidz...

Arti bahasa jawa nya kira kiraNyilem, Nyilemo siro kanti langgeng.. kelanggengan iro klawan Laa ilaaha illallooh.Rahasianing ati iro bakal iso wushul maring Alloh kang tansah urip ora tau mati.Lan bakal Nukulke katresnan iro mareng Alloh.. lan batin iro biso makrifah.Wujute tresno iku langgenge takorup mareng Alloh.. wujute makrifah iku kekale manunggal marang sifate gusti.


Dan berikut ini penjelasan singkatnya, 

SLUKU SLUKU BATHOK BATHOKE ELA ELO
USLUK SULUKAL BAQO' BAQOO'UHU LAA ILAAHAILLALLOOH

“Menyelam lah (laku suluk dan Dzikir) dengan jalan Holwat dan uzlah, dengan terus menerus melatih dan melafalkan kalimah dzikir Laa ilaahaillalloh di lisan maupun di dalam hati (tentu dengan bimbingan seorang guru mursyid).

Sedangkan pengertian Holwat dan uzlah secara simpelnya adalah menyepikan diri dari keramaian dengan niat memutuskan diri dari segala urusan duniawi sementara, dan semasa Holwat 

Jumat, 03 Februari 2017

Apa yang Dibaca Rasulullah saat Ziarah Kubur?

Apa yang Dibaca Rasulullah saat Ziarah Kubur?

Ilustrasi

Mahbib, NU Online | Jumat, 15 April 2016 10:15

Ziarah kubur termasuk di antara amalan yang dianjurkan dalam Islam. Mengunjungi makam lalu melantunkan dzikir dan doa-doa menjadi sarana (wasilah) seorang hamba untuk menghormati para pendahulu, mendoakan mereka, atau merenungi hidup yang kelak pasti akan berakhir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam termasuk orang yang tak hanya mempraktikkan ziarah kubur tapi mengajarkan apa yang hendaknya dibaca saat seseorang berkunjung ke tempat pembaringan terakhir itu. Dalam Shahih Muslim dipaparkan bahwa setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah yang kini menjadi makam Rasulullah sendiri), Rasulullah menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn (Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian).

Usai membaca salam ini, Rasulullah lalu menyambungnya dengan berdoa “Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi’.” Doa ini bisa kita ganti dengan memohonkan ampun kepada para ahli kubur tempat peziarah berkunjung.

Istiri Baginda Nabi, Siti A’isyah pernah bertanya tentang apa yang seharusnya dibaca kala ia pergi ke kuburan. Rasulullah mengajarkan bacaan dengan redaksi lain, namun dengan substansi yang tetap mirip, yakni mengucapkan salam, mendoakan kebaikan bagi ahli kubur, dan menyadari bahwa peziarah pun suatu saat akan berbaring di dalam tanah. Berikut jawaban Rasulullah: 

السَّلامُ على أهْلِ الدّيارِ مِنَ المُؤْمنينَ وَالمُسْلمينَ وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنْكُمْ وَمِنَّا وَالمُسْتأخِرِين وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّه بِكُمْ لاحِقُونَ

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr minal mu’minîna wal muslimîn yarhamukumuLlâhul-mustaqdimîn minkum wa minnâ wal musta’khirîn, wa wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn (Assalamu’alaikum, hai para mukmin dan muslim yang bersemayam dalam kubur. Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka yang telah mendahului dan yang akan menyusul kalian dan [yang telah mendahului dan akan menyusul] kami.  Sesungguhnya kami insyaallah akan menyusul kalian."  

Jawaban Nabi atas pertanyaan Siti A’isyah yang terekam dalam Shahih Muslim itu sekaligus memberi isyarat bahwa ziarah juga bisa dilakukan oleh kaum perempuan. Hanya saja, para peziarah dilarang menangis di atas kuburan. Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr mengatakan, para peziarah disunnahkan memperbanyak baca Al-Qur'an, dzikir, dan doa untuk penghuni kubur yang diziarahi serta seluruh umat Islam yang telah meninggal dunia. Ziarah dianjurkan dilaksanakan sesering mungkin dan diutamakan ke kuburan orang-orang saleh