Rabu, 06 September 2017

TENTANG RUH

Keadaan Roh Setelah Kematian (bagian pertama)

Keadaan Roh Setelah Kematian

(bagian pertama)

            Tulisan ini diringkas dari kitabruh karangan Syekh ibnu Qoyim jauziah yang menguak kepada pembaca bagaimana kehidupan setelah kematian sesuai apa yang dijelaskan dalam Qur’an yang mulia, Hadist-Hadist Nabi dan kalam-kalam ulama salaf.

            Pengarang kitab ini menjelasakn kepada kita tentang alam ghaib dan alam ruh yaitu alam yang tidak ada yang mengetahui panjang dan lebarnya dan tidak ada yang mengetahui batasnya kecuali Tuhan semesta alam. Pengarang dalam pembahasannya menggunakan sistem pertanyaan kemudian menjawab pertanyaan itu dengan sistematis yang menakjubkan yaitu dengan cara memaparkan kepada pembaca dalil-dalil dari kitab dan sunah kemudian kisah-kisah para ulama salaf dan memaparkan perbedaan yang terjadi di antara ulama kemudian beliau jadikan perbedaan itu seperti sistem perdebatan.

Tulisan ini merupakan ringkasan dari kitab tersebut dan barang siapa yang ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang ruh maka telaahlah kitabnya.

            Allah subhanataa’alaberfirman: “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit." (al-Isro: 85).

            Selamat membaca dan Semoga bermanfaat:

1.Apakah orang yang telah meninggal dunia mengetahui orang hidup yang mengunjunginya?

Rasulullah shallallahualaih wasallambersabda: “tidaklah ada di antara orang Muslim yang lewat di dekat kubur saudaranya yang di kenalnya selagi di dunia, lalu dia mengucapkan salam kepadanya, melainkan Allah mengembalikan rohnya kepada-nya hingga dia membalass salamnya” (H.R ibnu abdil Bar), riwayat lain berbunyi: “tidaklah seseorang menziarohi kubur saudaranya dan duduk disisi-nya, melainkan ia mendengarnya dan menjawab perkataannya, hingga dia bangkit”.

2.Apakah roh-roh orang meninggal bisa saling bertemu, berkunjung dan melihat?

Allah berfirman: “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (an-Nisa: 69).

Kebersamaan ini berlaku didunia, di alam barzakh, dan di hari pembalasan. Di tiga alam ini seseorang bersama orang lain yang di cintainya.

Sebab turunnya ayat di atas, sebagaimana yang di riwayatkan oleh Masyruq, dia berkata, “para sahabat Nabi shallallahualaih wasallam bertanya kepada beliau: “tidak seharusnya kita berpisah dengan engkau di dunia ini. Jika engkau meninggal, maka engkau akan ditinggikan di atas kami, sehingga kami tidak bisa melihat engkau.” Maka kemudian Allah menuturkan ayat diatas.

Allah berfirman: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku.” (al-fajar: 27-30)

Maksudnya, masuklah kedalam golongan mereka dan berkumpulah bersama mereka, begitulah yang difirmankan Allah kepada roh saat meninggal.

3.Apakah roh yang masih hidup bisa saling bertemu dengan roh orang yang telah meninggal?

Allah berfirman: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” (az-Zumar: 42)

Ibnu Abas berkata berkaitan dengat ayat ini, “aku mendengar kabar bahwa roh orang-orang yang hidup dan yang sudah meninggal dapat saling bertemu kala tidur, lalu mereka saling bertanya kemudian Allah menahan roh yang sudah meninggal dan mengembalikan roh orang-orang yang hidup ke jasadnya”.

4.Roh ataukah badan yang mati ketika hari kiamat?

Terdapat dua pendapat, pendapat pertama: yang mati adalah roh. Ia merasakan mati karena ia jiwa, dan setiap jiwa akan mati. Dalilnya; Allah berfirman: “Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (ar-Rahman: 27) dan“Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah.” (Al-Qashash: 88). Kemudian jika para malaikat mati, maka jiwa manusia lebih layak untuk mati. Allah telah berfirman tentang penghuni neraka yang berkata “Ya Tuhan kami Engkau telah mematikan kami dua kali dan telah menghidupkan kami dua kali (pula),”(al-Mukmin: 11).

Pendapat kedua:  Roh itu tidak mati, karena ia diciptakan agar kekal. Yang mati adalah badan. Karena banyak hadist yang menunjukan kenikmatan dan sikasaan yang di rasakan roh setelah ia pisah dari badan, hingga Allah mengembalikan lagi ke badannya. Sekiranya roh mati, tentu ia tidak  akan merasakan kenikmatan dan siksaan. Allah berfirman: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka..” (ali Imron: 169-170).

5.Apakah setelah roh berpindah dari badan ia akan membentuk rupa tertentu sesuai dengan gambarnya, atau bagaimana keadaannya yang pasti?

Allah telah mensifati roh itu, yang dapatmasuk dan keluar, ditahan dan ditidurkan, dikembalikan, dinaikan ke  langit, pintu-pintunya dibukakan baginya ditutup kembali. Allah berfirman: “Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" (al-An’am: 93).

Sebagai mana Allah menyempurnakan jiwa. Maka Dia juga menyempurnakan badan, sebagaimana Firman-Nya: “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang” (al-Infithar: 7).

Allah menyempurnakan jiwa manusia sebagaimana Dia menyempurnakan badannya. Bahkan Dia menyempurnakan badan manusia layaknya sebagai wadah bagi jiwanya. Kesempurnaan badan mengikuti kesempurnaan jiwa. Badan merupakan tempat bagi jiwa, seperti wadah yang menjadi tempat bagi apa yang ada didalamnya.

Dari sini dapat diketahui bahwa suatu  jiwa atau roh membentuk rupa tertentu di badan, yang membedakan dengan yang lain. Ia berpengaruh dan berpindah dari badan sebagaimana badan yang juga bisa mempengaruhi dan beralih dari roh itu. Badan yang baik dan buruk memperoleh hasil dari kebaikan dan keburukannya, roh yang baik dan yang buruk memperoleh hasil dari kebaikan dan keburukan badan. Sesuatu yang paling kuat kaitan, kesesuaian, kolerasi dan pengaruhnya terhadap yang lain adalah roh dan badan. Karena itu dikatakan kepada roh ketika berpisah dari badan, “keluarlah wahai jiwa yang tenang, yang dulunya berada di badan yang baik, dan keluarlah wahai jiwa yang buruk yang dulunya berada dibadan yang buruk pula”.

6.Apakah roh dikembalikan ke mayat di dalam kubur saat mendapat pertanyaan?

Diriwayatkan dengan hadist yang sangat panjang dari Al-Bara’ bin Azib berkata, “kami sedang mengurus jenazah di baqi al-Farqad. Lalu Nabishallallahualaih wasallammendatangi kami. Beliau duduk dan kami pun duduk di sekeliling beliau. Di atas  kepala kami seakan-akan bertengger burung. Beliau menghadap kearah mayat seraya bersabda, “aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur”, beliau mengucapkannya tiga kali. Kemudian bersabda lagi, “seungguhnya jika hamba itu menuju ke akherat dan terputus dari dunia, maka para malaikat turun kepadanya, seakan-akan wajah mereka matahari. Mereka duduk di hadapannya sepanjang mata memandang, kemudian malaikat pencabut nyawa datang hingga duduk di dekat kepalanya, seraya berkata, “hai jiwa yang tenang keluarlah kepada ampunan Allah dan keridhaan-Nya.” Maka jiwa itu keluar dengan cara mengalir seperti air yang mengalir, lalu malaikat itu mengambilnya, para malaiakat yang lain tidak membiarkannya ada di tangannya sekejap mata pun, hingga ia mengambilnya lalu meletakannya  di kafan, jiwa itu keluar dengan bau yang harum, seharum hembusan minyak kasturi yang ada di muka bumi.

Beliau berabda, “lalu para malaiakat membawa jiwa itu naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaiakat, melainkan sekumpaulan malaikat itu berkata, “betapa harumnya roh ini.”

Para malaiakat yang membawanya berkata, “ini adalah fulan bin fulan.” Mereka menyebutkannya dengan nama yang paling baik seperti biasannya manusia menyebut namanya di dunia, hingga mereka tiba di langit dunia. Mereka meminta agar langit itu dibuka. Maka langit itu dibukakan baginya. Dia diantarkan dari satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langi tempat bersemayam Allah. Allah berfirman, “tuislah kitab hamba-Ku di Illiyin dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya aku menciptakan mereka dari tanah dan di dalam tanah pua aku mengembalikan mereka dan dari tanah pada kali yang lain aku mengeluarkan mereka.”

Beliau bersabda, “maka rohnya dikembalikan ke jasadnya. Lalu ada dua malaikat yang mendatanginya lalu mendudukan mayatnya. Dua malaikat bertanya, “siapakah Rabb-Mu?”

dia menjawab,” Rabb-Ku Allah.”

“apa agamamu?” Tanya dua malaiakat.

Dia menjawab,” agamaku Islam.”

“siapakah yang di utus di tengah kalian?” Tanya dua malaiakat.

“Dia adalah Rasul Allah,” jawabnya.

“apa yang kamu ketahui tentang benda ini?” Tanya dua malaiakat.

“aku membaca kitab Allah, maka aku beriman kepadanya dan aku membenarkannya”,” jawabnya.

Lalu ada penyeru yang menyeru dari arah langit, “Hamba-Ku benar. Maka hamparkan surga baginya dan bukakan baginya salah satu pintu surga.”

Beliau bersabda,” maka hamba itu didatangkan dengan aroma rohnya yang harum semerbak, kuburnya dilapangkan baginya sejauh mata memandang. Dia di datangi seorang laki-laki yang wajahnya menawan, pakaiannya indah dan baunya harum. Orang itu berkata,”bergembiralah karena sesuatu yang membuatmu gembira. Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu.”

Hamba itu bertanya,”siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa kebaikan.”

“aku adalah amalmu yang sholeh.”

Hamba itu berkata,”Ya Rabb datangkanlah hari kiamat supaya aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.”

Beliau bersabda,”sementara hamba yang kafir saat dia meninggalkan dunia dan menuju ke akherat, maka para malaikat turun kepadanya dari langit dengan wajah yang menghitam sambil membawa kain tenun yang kasar. Mereka duduk sejauh mata memandang. Lalu malaikat penyabut nyawa datang hingga duduk di dekat kepalanya seraya berkata,”hai jiwa yang kotor, keluarlah kepada kemurkaan Allah dan kemarahan-Nya.”

Rohnya berpencar-pencar di badannya lalu malaikat itu mencabut rohnya sebagaimana ia mencabut besi tusuk dari kain wol yang basah dan mengambil rohnya. Jika malaiakat pencabut nyawa sudah mengambil rohnya, maka malaiakat yang lain tidak membiarkan roh itu ada di tangan malaiakat pencabut nyawa sekejap mata pun hingga mereka  meletakannya di atas kain itu, yang mengeluarkan bau busuk seperti bau bangkai yang ada di muka bumi. Mereka membawanya naik, mereka tidak melewati sekeumpulan malaikat melainkan mereka bertanya, “apa bau yang busuk ini?”

Para malaikat yang membawa rohnya menjawab,”dia fulan bin fulan,” dengan sebutan nama yang paling buruk sebagaimana namanya dipanggil didunia. Mereka tiba di langit dunia. Tapi langit itu tidak dibukakan ketika diminta untuk dibukakan baginya. Kemudian Rassulullah shallallahualaih wasallam membaca ayat,”sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan tidak pula mereka masuk surga, hingga onta masuk kelobang jarum”. (Al-A’rof: 40).

Allah azzawajalla berfirman, “tulislah kitabnya di dalam penjara di bumi yang bawah.”

Maka rohnya di lemparkan dengan sekali lemparan. Lalu beliau membaca ayat, “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh” (Al-Hajj: 31).

Lalu rohnya dikembalikan ke badannya, setelah itu kedua malaiakat mendatanginya seraya bertanya, “siapakah rabb-Mu?”

Dia menjawab,”hah, hah aku tidak tahu.”

“Siapakah orang yang di utus di tengah kalian ini?” Tanya dua malaiakat.

“hah, hah, aku tidak tahu.” Jawabnya.

Lalu ada penyeru yang menyeru dari arah langit,”hambaku ini telah berdusta. Maka bentangkanlah neraka  baginya dan bukakanlah pintu baginya yang menuju neraka”.

Maka didatangkan kepada panas dan racun neraka dan kuburnya di sempitkan hingga tulang-tulangnya terlepas. Lalu dia di datangi seorang laki-laki yang buruk  wajahnya, buruk pakaiannya dan mengeluarkan bau yang busuk, seraya berkata,”terimalah kabar yang menyedihkanmu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu”.

Hamba itu bertanya,”siapa engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang sambil membawa keburukan.”

Orang yang datang menjawab,”aku adalah amal mu yang buruk.”

Hamba itu berkata,”ya rabbi janganlah engkau datangkan kiamat.”

Hadist ini diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Daud, Nasai’, Ibnu Majah, Abu awanah al-Isfiroyany di dalam shohihnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar