Sabtu, 14 Januari 2017

JALAN CINTA SANG KYAI

JALAN CINTA SANG KYAI

“Apakah yang dapat mengantarkan seseorang kepada tujuan? Tiada lain adalah cinta. Jika bukan karena cinta, ia tak akan menempuh jalan, dan ia tak akan pernah sampai pada tujuan. Puncak tujuan adalah Allah, maka untuk sampai pada wajah-Nya, kita harus menempuh jalan cinta. Itulah jalan para kekasih Allah, wali Allah. Dalam cinta hanya ada keindahan. Meskipun sulit jalan yang harus ditempuh, keindahan tetaplah indah pada dirinya sendiri. Itulah jalan sunyi, Dur. Jalan para wali.” (Nasihat Kyai Chudlori kepada Gus Dur dalam novel PECI MIRING).

Kyai Chudlori adalah salah satu guru utama yang menempa jiwa Gus Dur pada masa awal pertumbuhannya. Beliau adalah pengasuh Pesantren Tegalrejo, Magelang, sahabat Kyai Hasyim Asy’ari. Melalui Kyai Chudlori, Gus Dur belajar banyak tentang kearifan budaya Jawa. Pernah suatu hari datang rombongan dari sebuah kampung yang sowan ke Kyai Chudlori. Mereka bersengketa tentang penggunaan dana desa. Satu kelompok ingin memanfaatkan dana desa untuk membeli gamelan, satunya lagi bersikukuh untuk membangun masjid desa. Jawaban Kyai Chudlori mengagetkan Gus Dur saat itu: “Sebaiknya dana yang terkumpul itu dipergunakan untuk membeli gamelan. Nanti kalau gamelannya sudah ada, kelak masjidnya akan jadi dengan sendirinya.”

“Novel ini mengisahkan banyak hal yang jarang diketahui orang tentang kehidupan Gus Dur sebelum beliau dikenal sebagai guru bangsa.”
—KH. Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar