Sabtu, 15 Juni 2013
Aku Tidak Berharap Surga atau Neraka
Seorang lelaki bertanya kepada Imam Abu
Hanifah, ”Bagaiman pendapatmu tentang
seseorang yang berkata: ”Aku tidak berharap
surga, tidak takut neraka, aku suka makan
bangkai, aku bersaksi terhadap apa yang tidak
aku lihat, aku tidak takut kepada Allah, aku
shalat tanpa ruku dan sujud, aku tidak menyukai
kebenaran dan aku menyukai fitnah.”
Jawab Imam Abu Hanifah kepada penanya yang
ternyata penanya tersebut adalah orang yang
sangat membenci Imam Abu Hanifah, ”Wahai fulan, engkau bertanya kepadaku tentang masalah
ini, padahal engkau sendiri telah mengetahui jawabannya.”
awab lelaki itu, ”Aku tidak mengetahui, tapi aku tidak mendapati sesuatu yang lebih buruk
daripada pertanyaan ini, karena itu aku bertanya kepadamu.”
Kata Imam Abu Hanifah kepada kawan-kawannya, ”Bagaimana pendapat kalian tentang lelaki
ini?” Jawab mereka, ”lelaki ini adalah seburuk-buruk orang karena sifatnya sebagai orang kafir.”
Mendengar jawaban mereka Imam Abu Hanifah tersenyum seraya berkata, ”Sungguh kalian
telah menilainya sangat buruk, padahal ia seorang wali Allah.”
Kemudain Imam Abu Hanifah berkata kepada lelaki itu, ”Jika aku mengatakan kepadamu engkau
termasuk wali Allah, apakah engkau tidak akan memusuhi aku lagi?” Jawab lelaki itu, Ya.”
Kata Imam Abu Hanifah, ”Adapun ucapan tidak berharap surga dan tidak takut kepada neraka,
karena engkau hanya berharap kepada Tuhan Allah pemilik surga dan takut kepada Tuhan Allah
pemilik neraka, adapun ucapanmu engkau tidak takut kepada Allah maksudnya, engkau tidak
takut dizalimi oleh Allah, karena Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya, seperti yang
diucapkan Allah bahwa Tuhanmu tidak pernah menzalimi hamba-Nya sedikitpun, kemudian
maksud ucapan mu suka makan bangkai adalah engkau suka makan ikan laut (ikan laut adalah
bangkai), adapun maksud ucapanmu tidak pernah ruku dan sujud ketika shalat adalah ketika
engkau memperbanyak bershalawat kepada Nabi SAW, ia selalu melazimi tempat-tempt orang
mati untuk menshalati mereka, karena beliau SAW suka mengambil pelajaran dari orang mati
sehingga tidak banyak angan-angan dan beliau SAW suka menshalati setiap muslim dan
muslimat, suka mendoakan mereka yang masih hidup maupung yang sudah mati, kemudian
maksud ucapanmu menyaksikan sesuatu yang tidak pernah engkau lihat adalah engkau bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad hamba Allah dan Rasul-Nya, adapun maksudmu
engkau membenci kebenaran adalah engkau membenci kematian, karena engkau masih ingin
hidup lama agar selalu menaati Allah, adapun maksudmu membenci kebenaran mempunyai arti
engkau membenci kematian, karena kematian adalah kebenaran, adapun maksud ucapanmu
menyukai fitnah mempunyai arti bahwa setiap hati suka kepada harta dan anak, karena
keduanya adalah ujian yang sangat besar bagi orang yang beriman, seperti yang disebutkan
dalam firman Allah SWT, ”Sesungguhnya harta dan anak-anakmu adalah cobaan.” (Q.S. Al-
Anfaal: 28)
Maka lelaki itu tidak lagi membenci Imam Abu Hanifah r.a dan ia bertaubat kepada Allah SWT.
Wallahu A`lam..
http://ahlulkisa.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar