Rabu, 12 Juni 2013

Syehk Yusuf Al Makasari

Syekh Yusuf berasal dari keluarga bangsawan tinggi di
kalangan suku bangsa Makassar dan mempunyai pertalian
kerabat dengan raja-raja Banten, Gowa, dan Bone. Syekh
Yusuf sendiri dapat mengajarkan beberapa tarekat sesuai
dengan ijazahnya. Seperti tarekat Naqsyabandiyah,
Syattariyah, Ba'alawiyah, dan Qadiriyah. Namun dalam
pengajarannya, Syekh Yusuf tidak pernah menyinggung
pertentangan antara Hamzah Fansuri yang
mengembangkan ajaran wujudiyah dengan Syekh Nuruddin
Ar-Raniri dalam abad ke-17 itu.
Syekh Yusuf sejak kecil diajar serta dididik secara Islam. Ia
diajar mengaji Alquran oleh guru bernama Daeng ri
Tasammang sampai tamat. Di usianya ke-15, Syekh Yusuf
mencari ilmu di tempat lain, mengunjungi ulama terkenal
di Cikoang yang bernama Syekh Jalaluddin al-Aidit, yang
mendirikan pengajian pada tahun 1640.
Syekh Yusuf meninggalkan negerinya, Gowa, menuju pusat Islam di Mekah pada tanggal 22
September 1644 dalam usia 18 tahun. Ia sempat singgah di Banten dan sempat belajar pada
seorang guru di Banten. Saat ia mengenal ulama masyhur di Aceh, Syekh Nuruddin ar Raniri,
melalui karangan-karangannya, pergilah ia ke Aceh dan menemuinya.
Setelah menerima ijazah tarekat Qadiriyah dari Syekh Nuruddin, Syekh Yusuf berusaha ke Timur
Tengah. Beliau ke Arab Saudi melalui Srilanka.
Di Arab Saudi, mula-mula Syekh Yusuf mengunjungi negeri Yaman, berguru pada Sayed Syekh
Abi Abdullah Muhammad Abdul Baqi bin Syekh al-Kabir Mazjaji al-Yamani Zaidi al-Naqsyabandi.
Ia dianugerahi ijazah tarekat Naqsyabandi dari gurunya ini.
Perjalanan Syekh Yusuf dilanjutkan ke Zubaid, masih di negeri Yaman, menemui Syekh Maulana
Sayed Ali. Dari gurunya ini Syekh Yusuf mendapatkan ijazah tarekat Al-Baalawiyah. Setelah tiba
musim haji, beliau ke Mekah menunaikan ibadah haji.
Dilanjutkan ke Madinah, berguru pada syekh terkenal masa itu yaitu Syekh Ibrahim Hasan bin
Syihabuddin Al-Kurdi Al-Kaurani. Dari Syekh ini diterimanya ijazah tarekat Syattariyah. Belum
juga puas dengan ilmu yang didapat, Syekh Yusuf pergi ke negeri Syam (Damaskus) menemui
Syekh Abu Al Barakat Ayyub Al-Khalwati Al-Qurasyi. Gurunya ini memberikan ijazah tarekat
Khalwatiyah setelah dilihat kemajuan amal syariat dan amal Hakikat yang dialami oleh Syekh
Yusuf.
Melihat jenis-jenis alirannya, diperoleh kesan bahwa Syekh Yusuf memiliki pengetahuan yang
tinggi, meluas, dan mendalam. Mungkin bobot ilmu seperti itu, disebut dalam lontara versi
Gowa berupa ungkapan (dalam bahasa Makassar): tamparang tenaya sandakanna (langit yang
tak dapat diduga), langik tenaya birinna (langit yang tak berpinggir), dan kappalak tenaya
gulinna (kapal yang tak berkemudi).
Cara-cara hidup utama yang ditekankan oleh Syekh Yusuf dalam pengajarannya kepada murid-
muridnya ialah kesucian batin dari segala perbuatan maksiat dengan segala bentuknya.
Dorongan berbuat maksiat dipengaruhi oleh kecenderungan mengikuti keinginan hawa nafsu
semata-mata, yaitu keinginan memperoleh kemewahan dan kenikmatan dunia. Hawa nafsu
itulah yang menjadi sebab utama dari segala perilaku yang buruk. Tahap pertama yang harus
ditempuh oleh seorang murid (salik) adalah mengosongkan diri dari sikap dan perilaku yang
menunjukkan kemewahan duniawi.
Ajaran Syekh Yusuf mengenai proses awal penyucian batin menempuh cara-cara moderat.
Kehidupan dunia ini bukanlah harus ditinggalkan dan hawa nafsu harus dimatikan sama sekali.
Melainkan hidup ini harus dimanfaatkan guna menuju Tuhan. Gejolak hawa nafsu harus
dikuasai melalui tata tertib hidup, disiplin diri dan penguasaan diri atas dasar orientasi
ketuhanan yang senantiasa melingkupi kehidupan manusia.
Hidup, dalam pandangan Syekh Yusuf, bukan hanya untuk menciptakan keseimbangan antara
duniawi dan ukhrawi. Namun, kehidupan ini harus dikandungi cita-cita dan tujuan hidup
menuju pencapaian anugerah Tuhan.
Dengan demikian Syekh Yusuf mengajarkan kepada muridnya untuk menemukan kebebasan
dalam menempatkan Allah Yang Mahaesa sebagai pusat orientasi dan inti dari cita, karena hal
ini akan memberi tujuan hidup itu sendiri.
Sumber : Dari berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar