Jumat, 26 Juli 2013

INABAH SURYALAYA

INABAH SURYALAYA

Inabah adalah istilah yang berasal dari Bahasa Arab anaba-yunibu (mengembalikan)
sehingga inabah berarti pengembalian atau pemulihan, maksudnya proses kembalinya
seseorang dari jalan yang menjauhi Allah ke jalan yang mendekat ke Allah. Istilah ini
digunakan pula dalam Al-Qur’an yakni dalam Luqman surat ke-31 ayat ke-15, Surat ke-42, Al-
Syura ayat ke-10; dan pada surat yang lainnya.

Abah Anom menggunakan nama inabah menjadi metode bagi program rehabilitasi pecandu
narkotika, remaja-remaja nakal, dan orang-orang yang mengalami gangguan kejiwaan.
Konsep perawatan korban penyalahgunaan obat serta kenakalan remaja adalah
mengembalikan orang dari perilaku yang selalu menentang kehendak Allah atau maksiat,
kepada perilaku yang sesuai dengan kehendak Allah atau taat.

Dari sudut pandang tasawuf orang yang sedang mabuk, yang jiwanya sedang goncang dan
terganggu, sehingga diperlukan metode pemulihan (inabah). Metode inabah baik secara
teoretis maupun praktis didasarkan pada Al-Qur’an, hadits dan ijtihad para ulama, Metode
ini mencakup :

Mandi :

Lemahnya kesadaran anak bina akibat mabuk, dapat dipulihkan dengan mandi dan wudlu.
Mandi dan wudlu akan mensucikan tubuh dan jiwa sehingga siap untuk 'kembali' menghadap Allah Yang Maha Suci.

Makna simbolik dari wudlu adalah: mencuci muka, mensucikan bagian tubuh yang
mengekspresikan jiwa; mencuci lengan, mensucikan perbuatan; membasuh kepala,
mensucikan otak yang mengendalikan seluruh aktifitas tubuh; membasuh kaki, dan
mensucikan setiap langkah perbuatan dalam hidup.

Sholat :

Anak bina yang telah di bersihkan atau disucikan melalui proses mandi dan wudlu, akan
dituntun untuk melaksanakan sholat fardhu dan sunnah sesuai dengan metode inabah.
Tuntunan pelaksanaan sholat fardhu dan sunnah sesuai dengan ajaran islam dan kurikulum
ibadah yang dibuat oleh Abah Anom.

Talqin Dzikir :

Anak bina yang telah pulih kesadarannya diajarkan dzikir melalui talqîn dzikr. Talqin dzikir
adalah pembelajaran dzikir pada qalbu. Dzikir tidak cukup diajarkan dengan mulut untuk
ditirukan dengan mulut pula, melainkan harus dipancarkan dari qalbu untuk dihunjamkan ke dalam qalbu yang di talqin. Yang dapat melakukan talqin dzikir hanyalah orang-orang yang qalbunya sehat (bersih dari syirik) dan kuat (berisi cahaya ilahi).

Pembinaan :

Anak bina ditempatkan pada pondok inabah guna mengikuti program Inabah sepanjang 24
jam. Kurikulum pembinaan ditetapkan oleh Abah Anom mencakup mandi dan wudlu, shalat
dan dzikir, serta ibadah lainnya.

Pondok Inabah II untuk Putri :

Disamping kegiatan-kegiatan tersebut diatas, juga diberikan kegiatan tambahan berupa :
Pelajaran baca Al-Qur’an, berdoa, tata cara ibadah, ceramah keagamaan dan olah raga.
Setiap anak bina di evaluasi untuk mengetahui sejauhmana perkembangan kesehatan jasmani dan rohaninya. Evaluasi diberikan dalam bentuk wawancara atau penyuluhan oleh ustadz atau oleh para pembina inabah yang bersangkutan.

Atas keberhasilan metoda Inabah tersebut, KH.A Shohibulwafa Tajul Arifin mendapat
penghargaan “ Distinguished Service Awards ”dari IFNGO on Drug Abuse , dan juga
penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia atas jasa-jasanya di bidang
rehabilitasi korban Narkotika dan Kenakalan remaja.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh DR. Juhaya S. Praja, dalam tahun 1981-1989,
93,1% dari 5.845 anak bina yang mengikuti program inabah dapat dikembalikan ke keadaan
semula dan dapat kembali hidup di masyarakat dengan normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar